Sanggar Mentuwi Ajak Anak Muda Nanga Awin Rawat Adat Dayak Kantu’

Sanggar Mentuwi

KITEPROMOIN.COM – Sanggar Mentuwi mengajak masyarakat desa Nanga Awin untuk menjaga adat istiadat Dayak Kantu’, terutama generasi muda sebagai para penerus budaya dan adat istiadat Dayak Kantu’ melalui program-program Sanggar Mentuwi. Sanggar mentuwi juga membuat film dokumenter yang diberi judul “Beduya Dayak Kantu’” yang merupakan salah satu program kerja sanggar, dimana film ini disutradarai oleh Fra Siskus Dian Arianto dan didukung penuh oleh pemerintah desa Nanga Awin.

Pra Paskalinus sebagai ketua Sanggar Mentuwi, ditemui di Putussibau mengatakan bahwa Beduya adalah salah satu Kebudayaan yang lahir dari Suku Dayak Kantu’ di Pulau Borneo. Budaya Beduya identik dilakukan oleh Generasi Tua karena dengan Nada Lagu yang khas dan menggunakan bahasa yang khas pula, sehingga asing bagi Generasi Milenial.

Menurut Paskalinus, Beduya merupakan ekpresi manusia yang mengungkapkan dinamika kehidupan; bisa dilakukan perorangan maupun berkelompok dengan tidak terikat oleh waktu (kapan saja bisa dilakukan). Demikian juga dengan tempat untuk Beduya, di manapun bisa dilakukan, hanya dengan catatan akan menarik bila dilakukan oleh orang yang bisa Beduya.

Baca juga..  Review Bixa Dyes, Pewarna Ramah Lingkungan dari Biji Kesumba Keling Buatan Tim PKM Biologi FMIPA Untan

Seperti layaknya kenyataan kebudayaan lain, seiring dengan kemajuan zaman dengan aneka perkembangan, minat mengetahui dan bahkan melestarikan pelan-pelan hilang.

Ia menambahkan bahwa pembuatan film dokumenter tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan mereka akan pelestarian Budaya Beduya. Paskalis juga mengajak Generasi Milenial Suku Dayak Kantu untuk turut serta melestarikan Budaya Beduya.

“Kami Generasi Muda Suku Dayak Kantu’ Desa Nanga Awin Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu-Kal-Bar, yang tergabung dalam Organisasi Sanggar Mentuwi ingin mengabadikan Budaya Beduya sekaligus mengajak Generasi Milenial Suku Dayak Kantu’ untuk sama-sama menggali dan melestarikan Budaya Beduya yang juga bagian dari Jati Diri Putra-Putri Suku Dayak Kantu,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kite Promoin.

Baca juga..  Lengkap, Ini Syarat Daftar Sertifikasi Halal Gratis 2023!

Paskalinus berharap pembuatan film dokumenter oleh Sanggar Mentuwi dapat menggugah hati generasi muda di desanya. Menurutnya, film tersbut merupakan langkah sanggar untuk menunjukan eksistensi Adat dan Budaya Suku Kantu’.

“Harapannya perkembangan zaman tidak menzolimi Jati Diri kita sebagai penerus. Film Beduya yang kami buat ini juga semoga bisa menggugah hati Generasi Milenial Suku Dayak Kantu’ dan memperkuat eksistensi kita untuk bisa kita tunjukkan kepada Dunia akan Kebudayaan yang kita miliki. Kita juga semakin mencintai budaya yang kita miliki, yang lahir dari leluhur kita, dan bisa kita lestarikan,” harapnya menambahkan.

“Paling kurang dengan adanya Film Beduya ini, kita tahu akan kekayaan kebudayaan yang kita miliki. Kalau Bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? @salam satu jiwa Sanggar Mentuwi, Maju Bersama Hebat Semua,” tambah Paskalinus.

Baca juga..  Jadwal dan Lokasi Sidang Isbat Ramadhan 2023

Disamping itu, Pemerintah Desa Nanga Awin juga mendukung dan mengapresiasi pembuatan film dokumenter yang dibuat oleh Sanggar Mentuwi. Dukungan dan apresiasi tersebut disampaikan PJ Desa Nanga Awin, Andreas.

“Desa mendukung sesuai undang-undang desa Nomor 14 Tahun 2014 dimana didalamnya juga memperbolehkan untuk menghidupkan kembali adat dan budaya lokal sehingga sudah sepatutnya Pemerintah Desa memberikan dukungan untuk kelancaran kegiatan tersebut,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan pesan dan harapanya agar kebudayaan yang ada tetap dilestarikan supaya tidak punah.

“Kebudayaan yang ada tidak punah tetap dilestarikan dan tidak berhenti dengan satu kebudayaan karena masih banyak budaya kita khusus budaya Suku Kantu’ yang akhir-akhir ini boleh dikatakan hilang. Semoga ini bisa menjadi motivasi dan inovasi kepada anak-anak muda kita,” kata Andreas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *